Sabtu, 30 Oktober 2010

Seribu Kata Mutiara dan Setetes Ketulusan

Tersebutlah dua bersaudara kembar Ika dan Eko yang mempunyai satu kesamaan hobi yaitu mengumpulkan setiap kata mutiara yang mereka temui lalu mencatatnya di dalam buku-buku besar milik mereka masing-masing.


Hampir setiap hari mereka memampangkan kata-kata mutiara yang mereka dapat entah dalam ucapan nasihat kepada teman-temannya atau menuliskannya di situs-situs jejaring dunia maya.


Mereka merasa bangga ketika teman-teman dan sahabat-sahabat mereka begitu terpukau akan "nasihat-nasihat mulia" mereka, terlebih ketika menuliskannya di status jejaring dunia maya mereka mendapat banyak respons pujian.


Suatu hari Ika tertarik pada seorang pria, lalu dia mencoba mendekati dan sedikit melakukan 'flirting', namun si pria begitu acuh tak acuh hingga si Ika 'merasa buruk rupa' dan diabaikan lalu dia menuliskan status:


"Jangan menilai isi buku dari sampulnya"


Tak beberapa lama Eko pun mengalami hal yang sama lalu dia menuliskan status yang sama.


Setelah beberapa lama, seorang gadis tertarik kepada Eko, namun Eko begitu acuh tak acuh karena baginya gadis itu tak cukup cantik untuk menarik hatinya. Tak beberapa lama kemudian kejadian yang sama juga terjadi pada Ika, namun Ika pun menolak mentah-mentah si pria sebelum mengenalnya lebih jauh dia sudah 'memprediksikan' kepribadian si pria hanya dengan melihat bentuk tubuh dan sedikit gayanya yang tidak menarik.


Peristiwa itupun lewat begitu saja, dan kegiatan mereka berdua memampangkan ribuan kata mutiara pun berlanjut seperti biasa dengan menuliskan kata-kata mutiara semacam:


'Kerendahan hati adalah bunga surga.'


'Jangan lihat tempat sampah dari isinya tetapi dari gunanya.'


'Setetes ketulusan lebih mulia dari ribuan gentong kebaikan.'


dan masih banyak lagi.


Ika dan Eko mempunyai seorang teman bernama Darma. Darma adalah seorang yang lugu dan mudah berprasangka baik, dia sangat mengagumi Ika dan Eko, namun Darma bukanlah seorang yang cerdas hingga dia hanya mampu mengingat satu kata mutiara:


"Setitik ketulusan di tengah kegagalan lebih mulia daripada seribu celaan."


dan Darma sangat terkesan pada kata mutiara ini, lalu dia mencoba meresapi, menyadari satu kata mutiara ini. Jadilah dia orang yang begitu tulus dan ikhlas menjalani hidupnya walaupun banyak ejekan dan celaan mampir di telinga dan hatinya.


Simpanan seribu kata mutiara tak akan membuatmu secemerlang berlian, bahkan seterang sinar api lilin pun tidak, kecuali kamu sanggup melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pentjerita-pentjerita Goemoel Djiwa

Mengenai Saya

Foto saya
Blog ini merupakan saranaku untuk menuangkan cerita-cerita pendek yang scene-nya melintas di benak saya. Kisah-kisah di sini kudus/suci dari jiplakan/plagiatan/contekan sehingga jika ada kisah yang sama persis dengan yang saya tuliskan bisa dipastikan membajak/menjiplak/memplagiat dari cerpen saya.